Sabtu, 26 Juli 2008

Jakarta

Museum Joang 45 – Jakarta
Museum ini memamerkan benda-benda yang pernah dipergunakan oleh para pejuang Indonesia, seperti peralatan perang, atribut, bendera dan lain-lain. Koleksi yang sangat menarik adalah mobil dinas Presiden dan Wakil Presiden RI pertama yang dikenal denang nomor REP 1 dan REP 2.

Museum yang terletak di Jalan Menteng Raya 31 ini, juga mnampilkan pula koleksi foto-foto dokumentasi dan lukisan yang menggambarkan perjuangan sekitar tahun 1945-1950. Beberapa tokoh perjuangan ditampilkan pula dalam bentuk patung dada. Gedung Museum Joang 45 di bangun tahun 1938 dan awalnya dipergunakan sebagaii hotel mewah dengan nama Hotel Schomper.

Museum M. H. Thamrin – Jakarta
Museum ini menampilkan dokumen perjuangan Muhammad Husni Thamrin dan juga koleksi foto berbagai peranan edung ini pada masa-masa perjuangan bangsa saat mencapai kemerdekaannya. Pada aktu itu banyak dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan pergerakan kebangsaan oleh Organisasi Panitia Persiapan Proklamasi Indonesia, sehingga dikenal dengan nama Gedung Pemufakatan Indonesia. Satu hal yang perlu dicatat dari sederetan peristiwa di gedung ini adalah diperdengarkannya kali pertama lagu Indonesia Raya tanpa vokal yang mainkan oleh sebuah orkes. Museum ini terletak di Jalan Kenari II No.15 Jakarta Pusat.

Museum Adam Malik – Jakarta
Museum ini meupakan bekas rumah kediaman almarhum Adam Malik, seorang Diplomat dan Mantan Wakil Presiden yang terletak di Jalan Diponegoro. Di museum ini tersimpan berbagai koleksi beliau, berupa bennda-benda seni yang bernilai tinggi dari berbagai negara, seperti : keramik, likisan-lukisan, benda-benda porselin dan berbagai kerajinan tradisional.

Museum Nasional – Jakarta
Museum ini adalah yang terbesar di Asia Tenggara. Dibangun oleh sebuah Lembaga Ilmu Pengetahuan Bataviaasch Genootschap Van Kunsten En Wentenschappen, pada tanggal 24 April 1778 dan di buka pada tahun 1868 oleh Persatuan Kesenian dan ilmu Pengetahuan Batavia. Kemudian tanggal 17 September 1962, Pemerintah Indonesia mendapat kepercayaan untuk mengelola gedung tersebut dan menjdai Museum Nasional.

Hingga kini, Museum ini memiliki 109.342 koleksi benda budaya yang terdiri dari berbagai jenis, antara lain : koleksi prasejarah, arkeologi, ethnografi, seni rupa, numistatik, keramik, geografi dan relik sejarah. Di Museum Nasional ini, terdapat benda peninggalan sebelum manusia mengenal tulisan, alat-alat tenun, peralatan rimah tangga dari berbagai suku daerah tanah air, alat musik tradisional dan aksesories senjata tradisional, tembikar atau alat keramik, porselain dari berbagai negara, emas dan sebagainya. Salah satu penghuni Museum Nasional adalah patung nenek moyang Asmat (Mbis) dari Papua, setinggi tiga meter.

Museum Kebangkitan Nasional – Jakarta
Terletak di Jalan Abdul Rahman Saleh No.26, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Bangunan ini arsiteknya bergaya Neo Klasik. Didirikan antara tahun 1899 sampai 1902. pada mulanya bangunan ini diperuntukan bagi keperluan pendidikan sekolah Stovia (School Tot Opleiding Van Inlandsche Arsten) atau disebut dengan Sekolah Dokter Hindia. Di tempat ini berdiri organisasi modern pribumi, yaitu ”Boedi Oetomo” pada 20 Mei 1908, yang selanjutnya dicanangkan sebagai hari Kebangkitan Nasional.

Museum Taman Prasasti – Jakarta
Museum terbuka ini terletak di kawasan Tanah Abang. Di sini Anda dapat menikmati koleksi beragam prasasti yang di tata sedemikina rupa di alam terbuka. Dulunya, museum prasasti ini adalah lahan bekas pemakaman orang Belanda, yang dikenal dengan nama Kebon Jahe Kober yang di bangun pada tahun 1795 dan di tutup pada ahun 1979 karena sudah penuh. Melihat potensi taman pemakanan ini dapat dikembangkan menjadi museum terbuka, maka pemerintah DKI Jakarta melakukan pemugaran serta menata kembali prasasti-prasasti batu nisan terpilih.

Koleksi yang tersimpan di dalam museum ini sebanyak 1.409 yang terdiri dari jenis prasasti bentuk nisan, bentuk tugu, bentuk monumen, piala, kijing, lempengan batu persegi, replika dan miniatur. Museum ini menampilkan prasasti nisan dari beberapa nama dan tokoh antara lain tokoh pendidikan.

Museum Sumpah Pemuda – Jakarta

Museum ini dipergunakan untuk melindungi dan melestarikan gedung bersejarah. Semula dimiliki oleh seorang yang bernama Sie Kong Liang sejak tahun 1908, sampai tahun 1934 gedung tersebut di sewa oleh pelajar Stovia sebagai tempat tinggal, kemudian diberi nama Indonesia Club Gebouw (JC). Dari gedung ini pada tanggal 28 Oktober 1928, lahir Sumpah Pemuda. Museum ini mempunyai koleksi antara lain Ruang Organisasi Pemuda, Ruang Tokoh Angkatan 28, Ruang Kepanduan, Ruang Kongres, Ruang W.R Supratman dan Ruang angkatan 66.

Museum Istana Kepresidenan ”Puri Bhakti Renatama” – Jakarta
Museum ini lebih dikenal dengan nama Museum Istana Presiden. Digunakan sebagai tempat menyimpan, memelihara serta memperagakan kepada umum untuk koleksi hasil karya budaya yang tersimpan di Istana Presiden RI yang berasal dari persembahan masyarakat Indonesia, dan juga tanda mata dari negara-negara sahabat kepada Presiden RI dan Ibu Negara.

Museum Sejarah Jakarta – Jakarta
Gedung Museum Sejarah Jakarta terletak di Jalan Taman Fatahilah No.1, di daerah Kota dan merupakan gedung yang paling tua di Jakarta. Gedung ini pada mulanya sebagai Balai Kota Batavia yang dibangun pada tahun 1707 dan diresmikan pada tahun 1710.

Pada awalnya kegiatan di dalam gedung ini selain mengurus masalah pemerintahan juga mengurus masalah perkawinan, peradilan, dan perdagangan. Sehingga, dahulu masyarakat mengenalnya sebagai ”Gedung Bicara”. Setelah Indonesia merdeka, gedung iini pernah di jadikan Markas Militer Kodim 0503 Jakarta Barat. Menjelang tahun 1970, gedung bekas Balai Kota Batavia tersebut di pugar oleh Pemerinah DKI Jakarta dan tanggal 4 April 1974 diresmikan menjadi Museum Sejarah Jakarta.

Museum Tekstil – Jakarta
Museum ini menempati gedung tua di jalan K.S Tubun / Petamburan No.4 Tanah Abang, Jakarta Pusat. Gedungnya sendiri pada mulanya adalah rumah pribadi yang di bangun pada abad ke-19. Pada tahun 1975 diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta, yang kemudian tahun 1976 diresmikan sebagai Museum Tekstil.

Museum Bahari – Jakarta
Bangunan museum ini dibangun pada tahun 1652. ingá kini museum Bahari telah mengalami beberapa perubahan dan tahun perubahan dapat di lihat pada pintu-pintu masuk, diantaranya tahun 1718,1719, dan 1771. Bangunan ini juga disebut ”Westzijdsch Pakhueizen” atau ”Gudang-Gudang Bagian Barat Sungai”. Pada mulanya bangunan ini berfungsi sebagai gudang rempah-rempah, seperti lada, teh, kopi, bahkan pula pakaian.

Tembok yang mengelilingi museum itu adalah pembatas Kota Jakarta (City Wall) asli dari jaman Belanda. Di depan museum ada Menara Syahbandar yang di bangun pada tahun 1839. menara ini untuk mengawasi kapal yang keluar masuk pelabuhan Sunda Kelapa. Museum yang terletak di Jalan Pasar Ikan Jakarta Utara ini memamerkan berbagai jenis kapal dari berbagai daerah di Indonesia, gambar dan foto-foto pelabuhan pada masa lalu.

Tidak ada komentar: